Selasa, 26 Oktober 2010

Software as a Service (SaaS)

The End of Softwere. Frasa provokatif ini dipakai oleh sebuah perusahaan software untuk mempromosikan diri. Nama perusahaan tersebut adalah salesforce.com, perusahaan ini dikenal sebagai “pemberontak” di industry software. perusaaan tersebut didirikan pada tahun 1999 dan bermarkas di San Fransisco. Perusahaan ini menawarkan tawaran yang “istimewa” yakni layanan fungsionalitas software dengan pola yang dikenal sebagai SaaS atau juga disebut on demand software. Istilah tersebut dipakai untuk membedakan dari software yang dijual secara tradisional dalam bentuk paket (istilahnya package software) atau juga dikenal sebagai on premise software.

You pay as far as you go. Istilah tersebut mengacu pada munculnya paradigma baru dalam layanan TI, yakni adanya hosted software di mana user cukup membayar sesuai dengan pemakaian. Konsep ini dikenal dengan nama software-as-a-service.

SaaS merupakan perangkat lunak yang berbentuk layanan/service. SaaS adalah suatu model penyampaian aplikasi perangkat lunak oleh suatu vendor perangkat lunak yang mengembangkan aplikasi web yang diinangi dan dioperasikan (baik secara mandiri maupun melalui pihak ketiga) untuk digunakan oleh pelanggannya melalui Internet.

Sebagai komunitas bisnis yang lebih dinamis dan kompleks, pengalokasikan sumber daya organisasi memiliki banyak makna. Terjadi sebuah pergeseran dari applikasi perangkat lunak klien yang diinstal ke sebuah host atau Software sebagai model Service (SaaS).

Sejak tahun 2002, sebuah situs SaaS.com telah mengkhususkan diri dalam memberikan SaaS yang lebih mudah untuk digunakan, lebih intuitif, dan menyediakan keamanan data yang lebih besar daripada kebanyakan aplikasi klien-instal. Dengan satu platform perangkat lunak, penggunaan spektrum yang luas dapat didukung di berbagai daerah secara fungsional.

Tujuan utama SaaS.com adalah membantu organisasi memberikan Software-as-a-Service untuk memperoleh pangsa pasar dan mempertahankan pelanggan dengan cara sebagai berikut:

  • Meningkatkan kegunaan dan aspek fungsional dari aplikasi perangkat lunak
  • Membangun struktur pendapatan dan biaya yang lebih tepat.
  • Mengurangi waktu implementasi, pelatihan, dan dukungan.
  • Meminimalkan risiko bisnis secara keseluruhan dengan data aksebilitas dan keamanan data.

Dalam SaaS, seluruh business process dan data pelanggan ditempatkan di sebuah server data center milik services provider. Server ini melayani sejumlah klien dengan sistem one-to-many, pelanggan tinggal memakai dan membayar jasa sewanya setiap bulan sesuai dengan pemakaian. Sistem tersebut dapat mereduksi atau menghilangkan biaya menginstal dan menjalankan aplikasi pada komputer pengguna, SaaS menghapuskan kerumitan dalam pemeliharaan software, aktifitas operational dan support. Lebih singkatnya, dengan SaaS, pengeluaran belanja TI konsumen bisa lebih hemat.

Apakah penerapan konsep SaaS bisa dilakukan di Indonesia?

BISA, kita patut berbangga pada PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. sebagai perusahan yang menggunakan konsep SaaS pertama di Indonesia. Kegiatan operasional bisnis Telkom yang semakin berkembang dan jumlah pelanggan yang meningkat pesat menuntut Telkom untuk mengoptimalkan efisiensi perusahaan dan meningkatkan produktifitas karyawannya. Oleh sebab itulah di butuhkan dukungan infrastruktur teknologi yang handal, sistem yang terintegrasi untuk mendukung proses pengambilan keputusan yang cepat dan mendapatkan akses informasi secara real time. Selain itu juga komunikasi antar karyawan, dengan mitra bisnis, pelanggan dan pemasok yang terpisah secara geografis juga bisa lebih cepat. Telkom bekerjasama dengan IBM mengembangkan dan menyediakan pelayanan electronic office (e-Office) yang disediakan bagi pelanggan korporasi Telkom melalui konsep SaaS.

Salah satu kebutuhan utama yang mendesak Bagi Telkom adalah sistem messaging yang dapat menjangkau seluruh karyawan, pemasok, dan mitra bisnis yang tersebar di seluruh Tanah Air. Oleh sebab itu, dengan menggunakan paltform aplikasi IBM Lotus Domino, Telkom menerapkan solusi Paperless Office Internal Telkom (POINT) untuk memenuhi kebutuhan beberapa aplikasi penting, mencakup: portal perusahaan, messaging, kalender, memo internal, nota dinas, kebutuhan administrasi pengembangan SDM (misalnya pengajuan aplikasi cuti), search engine, dan sebagainya.

Menurut Susanti, Manajer Senior Unit Product & Service Supply Management, Divisi Layanan Enterprise Telkom tertarik menjual layanan POINT ini sebagai SaaS, karena melihat ada kebutuhan pelanggan-pelanggan Telkom. Di Indonesia, yang menawarkan layanan secara SaaS baru Telkom, perusahaan lain menawarkan aplikasinya, bahkan di Asia Pasifik, POINT merupakan aplikasi e-Office pertama yang dijual dengan skema SaaS.

Sebagai layanan yang dibangun dengan platform XML web services, maka pengguna SaaS cukup mengakses aplikasi tersebut secara remote via Internet browser. Oleh karena itu, model pengiriman data oleh SaaS bersifat multiklien (one-to-many) di mana sebuah aplikasi dibagi antarkline.

Saat ini, aplikasi e-Office POINT standart yang ditawarkan Telkom dengan konseo SaaS sudah dapat langsung dimanfaatkan pelanggan. Antara lain mencakup fitur-fitur: e-mail, Personal Information Management (Calendering/Scheduling), dan Sistem Korespondensi Elektronik (Nota Dinas, Memo Dinas). Rencana kedepannya, dalam waktu dekat Telkom akan mengembangkan beberapa fitur baru, antara lain: Self Service (semisal untuk perjalanan dinas, cuti, klaim kesehatan, dan sebagainya), Resource Reservation, Document Management, Knowledge Management, Task Management, dan Corporate Portal.

Sampai dengan saat ini, instansi yang sudah menggunakan layanan POINT dari Telkom dengan pola SaaS adalah TNI AD dengan 500 user, sebuah layanan e-Office di TNI AD yang diberi nama aplikasi e-Militer. Dalam waktu dekat, implementasi POINT juga akan dilakukan di TNI AU dan PT Jasa Raharja.

Keuntungan potensial penerapan SaaS antara lain:

  • Kemudahan administrasi
  • Pengelolaan update dan patch perangkat lunak secara otomatis
  • Kompatibilitas, karena semua pengguna memiliki versi software yang sama
  • Kemudahan kolaborasi
  • Dapat di akses dari seluruh dunia (global), karena menggunakan browser internet

Kendati demikian, konsep SaaS bukan tanpa cela. Masalah kepemilikan data, privacy, dan tingkat kemanan masih menjadi pertanyaan. Data yang disimpan di sisi provider kemungkinan dikhawatirkan dapat disalahgunakan, atau bahkan hilang.

Beberapa masalah krusial dalam SaaS ini. Pertama, soal data availability, data yang disimpan di sisi provider (ASP) jika mengalami crash atau koneksi internet terputus, pengguna tidak akan bisa mengakses data. Kedua, soal service availability, jika server sedang kacau, maka pelanggan tidak bisa menggunakan software tersebut. Ketiga, menyangkut masalah security dan privacy, sampai dengan saat ini Application Service Provicer (ASP) tidak menjamin mengenai data kita jika hilang, bagaimana jika data tersebut merupakan data korporat yang sensitive?

Kesimpulannya, bisnis dengan konsep SaaS memiliki peluang di tahun-tahun mendatang, kebanyakan aplikasi untuk perusahaan akan dibeli dalam bentuk layanan berlangganan ketimbang sebagai produk berbasis lisensi dengan pertimbangan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan setara dengan jumlah pemakaian. Sistem SaaS bagi perusahaan dapat menghemat pengeluaran biaya belanja TI. Namun, konsep SaaS juga memiliki sisi negative dalam hal keamanan data pelanggan, dan adanya kekhawatiran server mengalami crash, semoga kedepannya sistem SaaS terus mengalami kemajuan dan dapat meminimalisir dampak negative yang yang ada.

referensi:

exaterm.wordpress.com

Majalah Swa no 13/XXV tanggal 25 Juni-5Juli 2009

Saas.com

Salesforce.com

Swa.co.id

Telkom.co.id

Wikipedia.org